Hari Santri Nasional di Pesantren NU At-Taqwa Koga: Menggugah Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak

Para hadirin berfoto bersama usai perayaan Hari Santri Nasional

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) di lingkungan Masjid Nahdlatul Ulama (NU) At-Taqwa Koga menggelar perayaan Hari Santri Nasional di Pesantren NU At-Taqwa Koga pada Ahad, 27 Oktober 2024.

Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ananda Akmal, salah satu santri TPA, diikuti oleh sambutan Ketua Pesantren NU At-Taqwa Koga, Achmad Gazali, Ph.D.

Dalam sambutannya, Gazali menyoroti pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak terkait ibadah.

“Mendidik anak adalah kewajiban yang sering kali kita abaikan, terutama bagi kita yang tinggal di perkotaan di negara maju dan sibuk bekerja setiap hari. Sering kali kita terlambat menyadari bahwa ketika anak telah besar, kita belum sempat mengajarkan mereka salat, wudhu, mengaji, dan ibadah lainnya. Hal ini harus menjadi pengingat bagi kita semua,” tuturnya sambil mengutip hadits Nabi Muhammad SAW:
 

 مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ 


Artinya :

“Suruhlah anak-anakmu melaksanakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat itu jika berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka”. (HR Abu Dawud)

Gazali juga menambahkan bahwa anak adalah investasi orang tua di akhirat. Jika anak dididik dengan agama dan menjadi anak yang salih atau salihah, anak tersebut akan membantu orang tuanya di akhirat. Sebaliknya, jika orang tua lalai mendidik anak dalam agama, orang tua akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Demikian papar Gazali, yang juga menjabat sebagai Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang.

Sejalan dengan itu, Ketua Bidang Pendidikan Pesantren NU At-Taqwa Koga, Alnus Meinata, M.Sc., menggarisbawahi pentingnya mengajarkan anak beribadah sejak dini di mana pun tempatnya.

Suasana Perayaan Hari Santri

“Menurut penelitian, anak cenderung patuh saat belajar. Namun, saat memasuki masa pubertas, mereka akan lebih sulit diarahkan. Oleh karena itu, sekarang adalah waktu yang sangat berharga untuk mendidik anak-anak belajar Al-Qur’an, baik di rumah, pesantren, atau di mana pun,” jelas Alnus yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PCINU Jepang.

Ketua TPA sekaligus Ketua Bidang Dakwah Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Muslimat NU, Ade Nur Syamsiyah, S.Sos.I., menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan para wali santri yang telah mempercayakan anak-anaknya untuk belajar di TPA.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada wali santri yang menitipkan putra-putrinya untuk belajar bersama kami di sini, memperdalam agama Allah, yaitu Islam, di bumi Sakura ini,” ungkap Ade, mewakili para pengajar di TPA.

“Kehadiran Bapak Ibu wali santri di acara ini merupakan wujud dari pengamalan surat At-Tahrim Ayat 6, yaitu ikhtiar untuk menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka,” tambahnya.

Acara yang dihadiri sekitar 80 peserta ini melibatkan santri, wali santri, pengurus pesantren, ustadz-ustadzah, serta tamu undangan. Mereka turut diajak menyanyikan lagu Mars Hari Santri dan lagu “Tanah Airku” dalam versi bahasa Jepang. Perayaan Hari Santri diikuti oleh 18 santri TPA yang berasal dari tingkat SMP, SD, dan TK, di mana 15 santri berasal dari Indonesia dan 3 santri lainnya dari Pakistan.

Rangkaian acara diisi dengan munaqosyah (ujian) kenaikan level bagi para santri, yang kemudian dilanjutkan dengan berbagai permainan seru. Di akhir acara, seluruh santri menerima sertifikat kelulusan beserta hadiah menarik, diakhiri dengan doa penutup dan makan bersama.

Kontributor: Ade/Zayyin
Editor: Dina